Beranda | Artikel
Menciptakan Lingkungan yang Dibangun atas Dasar Cinta dan Kasih Sayang
Rabu, 9 Oktober 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Menciptakan Lingkungan yang Dibangun atas Dasar Cinta dan Kasih Sayang merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 5 Rabiul Akhir 1446 H / 8 Oktober 2024 M.

Kajian Tentang Menciptakan Lingkungan yang Dibangun atas Dasar Cinta dan Kasih Sayang

Apabila kita ingin mencintai anak, maka cintailah dia dengan seluruh hati kita. Cinta adalah hal yang paling dibutuhkan oleh anak-anak, terutama para remaja. Kita tidak akan berhasil mendidik atau membuat perubahan apa pun pada mereka (para remaja) jika kita tidak memberi mereka cinta yang cukup.

Mengambil hati manusia bukanlah perkara yang mudah. Salah satu ciri lingkungan positif adalah yang dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang. Sebaliknya, lingkungan yang dibangun atas dasar kekerasan dan kebencian adalah lingkungan negatif, yang justru akan merusak mental dan kepribadian anak. Lingkungan seperti ini bukanlah lingkungan yang mendukung, tetapi yang dapat membunuh perkembangan positif anak-anak remaja.

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anak-anak, terutama remaja.

Mengungkapkan perasaan cinta dan sayang

Yang pertama adalah mengungkapkan perasaan cinta dan sayang kepada mereka. Hal ini juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , bahwa apabila kita mencintai seseorang karena Allah, maka kita harus mengungkapkannya.

Cinta perlu diungkapkan, tidak bisa hanya disimpan dalam hati. Siapa yang tahu isi hati kita? Diriwayatkan bahwa ada seseorang yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintai si Fulan.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepadanya, “Apakah kamu sudah memberitahunya?” Orang itu menjawab, “Belum.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Sampaikanlah kepadanya.” Lalu orang itu pun menyampaikan ungkapan cintanya kepada saudaranya tersebut.

Lihat kajian: Ana Uhibbuka Fillah – Kitab Al-Adab Al-Mufrad

Perasaan cinta itu perlu diungkapkan secara verbal, terutama kepada anak. Kadang-kadang, orang tua mungkin merasa tabu, risih, atau tidak mau mengungkapkan rasa cinta ini kepada anak-anak mereka. Mereka mungkin berpikir, “Saya sayang dan cinta kepada anak saya, tetapi tidak perlu mengungkapkannya.” Dari mana anak tahu jika orang tua tidak pernah mengungkapkannya? Berbaik sangka bahwa anak mengetahui cinta orang tua saja tidak cukup.

Maka dari itu, penting untuk mengungkapkan rasa cinta kepada orang yang kita cintai. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menyuruh demikian.

Jadi, perasaan cinta itu perlu diungkapkan, tidak bisa hanya mengandalkan apa yang ada dalam hati. Orang lain tidak tahu apa yang ada di dalam hati kita, begitu pula cinta kita kepada mereka.

Hal ini tidak hanya berlaku kepada pasangan hidup, tetapi juga kepada anak. Terkadang, suami dan istri mungkin tidak melewati proses pacaran, melainkan melalui perjodohan, lalu menikah. Setelah itu, mungkin mereka sudah memiliki beberapa anak—satu, dua, tiga, atau lebih—tetapi mereka tidak pernah mengungkapkan rasa cinta kepada pasangannya. Mungkin dianggap terlalu gombal atau tidak perlu mengatakan, “Aku mencintaimu,” atau “Aku sayang padamu.” Padahal, anggapan ini keliru.

Ada perbedaan antara cinta yang diungkapkan dan cinta yang hanya terpendam dalam hati. Meskipun kita mencintai pasangan dengan tulus, tetap perlu untuk mengungkapkannya. Demikian juga kepada anak-anak, mereka perlu tahu apa yang ada dalam hati kita, termasuk rasa cinta dan kasih sayang yang kita miliki untuk mereka.

Merawat perasaan cinta itu dengan pertemuan dan komunikasi yang rutin

Yang kedua, rawatlah perasaan cinta itu dengan pertemuan dan komunikasi yang rutin serta intens. Walaupun tidak sering, kita tetap perlu bertemu muka dengannya. Saat ini, kita bisa memanfaatkan teknologi seperti video call untuk bertatap muka, meskipun jarak memisahkan. Allah telah memudahkan kita hari ini dengan teknologi yang berada dalam genggaman. Maka, pertemuan dan komunikasi yang intens dan rutin sangat penting.

Untuk memahami perasaan seseorang, terutama anak-anak, kita perlu berkomunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi dua arah, bukan satu arah. Kita juga perlu memancing anak-anak untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati mereka. Untuk memahami seseorang, kita harus mendengarkannya. Hal ini penting agar kita dapat bersabar dalam menghadapi mereka.

Komunikasi dua arah memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan menyampaikan perasaannya. Merawat rasa cinta dan kasih sayang dengan anak-anak kita membutuhkan pertemuan yang rutin dan komunikasi yang intens. Jangan sampai komunikasi terputus, sesibuk apa pun kita.

Terkadang, ada orang tua yang justru menghindari ketika anaknya ingin membuka komunikasi, dengan alasan sibuk atau tidak ingin diganggu. Padahal, seberapa penting pun pekerjaan kita, kewajiban mendidik anak tetap sama pentingnya. Mencari nafkah dan bekerja mungkin memang kewajiban yang penting, tetapi jangan sampai kita membenturkan satu kewajiban dengan kewajiban lainnya. Semua kewajiban tersebut sama-sama penting dan harus dijalankan secara seimbang.

Anak akan mencintai kita ketika kita bisa menjadi teladan dan inspirasi baginya

Yang ketiga, anak akan mencintai kita ketika kita bisa menjadi teladan dan inspirasi baginya. Menjadi sosok yang inspiratif bagi anak adalah salah satu hal yang menumbuhkan kedekatan. Kedekatan ini akan menumbuhkan rasa cinta, karena anak melihat sisi positif dari orang tuanya. Dia merasa bahwa dekat dengan orang tua adalah sesuatu yang berharga, karena orang tua tersebut adalah teladan dan sosok inspiratif.

Sebaliknya, jika orang tua tidak menjadi contoh yang baik, justru menjadi sosok yang menyebalkan, lama-kelamaan anak akan menjauh. Anak mungkin berpikir, “Apa gunanya dekat dengan ayah atau ibu saya, jika mereka tidak menjadi teladan dan tidak bisa menginspirasi?” Hal ini sering terjadi ketika orang tua sibuk dengan dunianya sendiri.

Oleh karena itu, orang tua perlu menjaga citra diri (jaim) agar bisa memberikan teladan yang baik kepada anak dan menjadi sosok yang inspiratif. Kadang-kadang, orang tua perlu berbagi cerita tentang pengalaman dan keberhasilan mereka, agar bisa menjadi inspirasi bagi anak. Juga menceritakan pengalaman hidup orang tua, baik dalam hal agama maupun urusan dunia, bisa memberikan pelajaran berharga bagi anak-anak mereka.

Tidak heran, di masa lalu, kita merasa dekat dengan orang tua karena mereka sering bercerita tentang bagaimana mereka mencapai keberhasilan, baik dalam belajar, bekerja, maupun dalam hal lainnya. Pembicaraan semacam ini memberikan inspirasi, dan anak-anak senang mendengarkannya.

Sebaliknya, orang tua yang menyampaikan pembicaraan yang tidak bermanfaat, merendahkan, menyindir, atau berbau pelecehan, justru akan membuat anak menjauh. Oleh karena itu, orang tua harus berusaha menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi anak-anaknya. Inilah salah satu hal yang akan membuat anak semakin mencintai orang tuanya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54556-menciptakan-lingkungan-yang-dibangun-atas-dasar-cinta-dan-kasih-sayang/